Mediain-news.com , Jakarta – Melalui proses penandatangan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Kamis, (13/4/2023), Kepala BP2MI, Benny Rhamdani menyampaikan segala bebannya. Dia Pekerja Migran Indonesia (PMI) sangat ketakutan.
”Kita bermimpi kerja-kerja kolaboratif semakin kuat antara BP2MI dengan pihak terkait. Dan kita bermimpi negara semakin hadir membuktikan dirinya hadir untuk para Pekerja Migran Indonesia. Ada potret penempatan ilegal anak-anak bangsa, dan ada potret pekerja migran Indonesia yang diberangkatkan secara legal. Negara hadir benar-benar hadir memperlakukan PMI dengan rasa hormat. Pelindungan tiga dimensi dilakukan,” kata Benny.
Lanjut politisi Partai Hanura itu menyampaikan pernyataan tegasnya untuk memerangi sindikat penempatan ilegal PMI. kejahatan kejahatan melalui penempatan non-prosedural PMI tidak dapat dilakukan. Seluruh Kementerian/Lembaga, dan pemangku kepentingan diharapkannya bergerak. ‘
‘Memantik emosi kalau kita menemukan, menyaksikan penempatan PMI secara ilegal dilakukan. Negara yang kuat ini malah seolah-olah kalah dengan kekuatan segelintir orang yang disebut sindikat. Kenapa saya marah, karena 80% korban penempatan ilegal itu adalah ibu-ibu. Ini tidak bisa dibiarkan,” tutur Benny.
Bagi Benny melawan sindikat merupakan keterpanggilan historis. Dengan energi yang penuh kekuatan dan soliditas semua pihak, Benny optimistis praktik kejahatan terhadap PMI melalui perdagangan gelap tersebut akan dapat dilarang.
”Ini panggilan sejarah kita, bahwa kita harus ambil bagian melawan sindikat. Penegakan hukum harus dilakukan. Ini kuncinya, bagaimana negara yang religius ini, memiliki aparatur negara ini, digaji dan dipersenjatai rakyat, lalu kalah oleh para sindikat. Calo yang turun ke desa-desa lalu melakukan penempatan ilegal. Dimana perangkat daerah seperti tak punya kekuatan,” ujar Benny.
Tegas Benny mengatakan negara tidak boleh kalah dengan para sindikat. Bagaimana tidak, keberadaan negara yang memiliki berbagai sumber daya, jika mengambil peran penting, maka konsekuensinya akan dipermalukan. Dibuat bertekuk lutut para sindikat. Hal itu yang dihindari Benny.
”Saya katakan negara ini bukan tujuan untuk kalah dengan para sindikat. Negara ini diinginkan sebagai negara yang kuat. Hukum menjadi panglima. Negara ini tidak tertarik untuk duduk satu meja, berkompromi, bernegosiasi dengan para sindikat, para bajingan yang merugikan anak-anak bangsa,” tutur Benny. (Desra)