DENPASAR | Mediain-News – Berbagi kebaikan kepada sesama di tengah kesulitan seperti saat ini adalah sebuah langkah terpuji. Cara berbagi ini pun bisa beragam seperti memberi uang, memberi sembako, dan nasi kotak, dan lain sebagainya. Di temui awak media, di tengah kesibukannya, membagi nasi kotak kepada penunggu pasien yang sedang sakit,

Hari Sabtu, 9 November 2024 di Rumah Sakit Sanglah dan Pasar Bali, Ibu Made widia
menjelaskan bahwa kegiatan berbagi nasi kotak ini kepada ratusan penunggu pasien
adalah kegiatan yang rutinitas dilakukan setiap Sabtu, tidak saja di Rumah Sakit Sanglah, tetapi juga di Rumah Sakit Wangaya, dan ini sudah berlangsung hampir setahun.

Ketika ditanya media, apakah kegiatan berbagi ini atas nama yayasan atau
gereja dengan tegas Ibu Widia menjawab,
“Tidak-tidak, ini murni dari kantong pribadi saya”. Ketika di desak media, kenapa Ibu harus berbagi?, “Saya kira semua ajaran agama mengajarkan untuk saling mengasihi kepada sesama, apalagi kepada orang yang dalam kesusahan. Pokoknya gratis semuanya”.

Menurut pantauwan media, salah seorang penunggu pasien tersenyum lebar dan sangat berterima kasih atas kebaikan Ibu. Tapi ada juga penunggu pasien yang bingung dan ragu saat akan mengambil nasi kotak tersebut dan langsung bertanya, apakah Ibu dari gereja, Jawab Bu Widia, ya saya dari gereja, tapi tidak mau menyebutkan dari gereja mana. Dalam aksinya, ini Ibu Widia dibantu oleh dua orang temennya yang kebetulan satu gereja. Lebih jauh Ibu Widia berharap ke depannya ingin sekali punya rumah singgah untuk menampung pasien yang berasal dari luar kota seperti dari Karangasem, Gianyar, Bangli, Negara dan sekitarnya.

Sebab kadangkala pasien harus berobat jalan. Atau pasien dalam kurun waktu duas ampai tiga hari harus kontrol ke rumah sakit lagi. Nah di sini kadangkala pasien yangk urang mampu akan mengalami kendala dalam hal transport yang cukup lumayan biayanya. Atau harus mencari penginapan, dan hotel. Tentu tidak terjangkau.

“Nah dengan rumah singgah ini yang semuanya juga semua gratis bisa sangat meringkankan beban pasien. Ditanya tentang kapan kira-kira rencana itu bisa terwujuda,” Jawab Bu Widia,

“Sabar mas, masih kumpul-kumpul uang”, sembari meninggalkan media. (**).

**Kontributor Bali, Ketut Eka Putra.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *